Kamis, 13 Juni 2019

Jemaat dan Sekolah GMIM Woloan





Gereja Protestan Woloan 10 Januari 1929.



Memang, banyak bukti pendiri Jemaat GMIM Woloan dan juga sekolahnya adalah Nicolaas Graafland.

Dari buku induk baptisan, Zendeling-leeraar (guru zendeling) Nicolaas Graafland melakukan pembaptisan pertama terhadap 18 penduduk Woloan tanggal 14 Oktober 1860. Kemudian juga, ia mendirikan sekolah Genootschap (NZG=de Nederlandsh Zendeling Genootschap) Woloan tahun 1861 dengan dipimpin guru N.Rambi, asal Kiawa Kawangkoan, lulusan Kweekschool Tanawangko, sekolah yang dipimpinnya.

Ini pun diperjelas dalam buku-buku tentang karya Zending di Tanah Minahasa. Umpama dalam Mededeelingen van wege het Nederlandsche Zendelinggenootschap, elfde jaargang, terbitan M.Wyt&Zonen tahun 1867. Di halaman 176 tentang Jemaat (Gemeenten) dan sekolah dalam pengasuhan Zendeling Nicolaas Graafland disebutkan bahwa Jemaat Woloan berdiri tahun 1860, dengan pendiri adalah Nicolaas Graafland sendiri. Graafland juga dicatat sebagai pendiri Jemaat Senduk tahun 1861, Jemaat Lemoh tahun 1866, dan Jemaat Koha tahun 1865.


Jemaat lain yang ketika itu masuk pelayanan Graafland, seperti Jemaat Taratara didirikan tahun 1851 oleh Rudolf Bossert, Jemaat Lolah didirikan 1848 oleh Pandita Nicolaas Philip Wilken. Wilken pun mendirikan Jemaat Tateli tahun 1848. Sedangkan Jemaat Munte masuk Distrik Sonder, tapi dilayani Graafland, berdiri tahun 1851 oleh Zendeling Karl Traugott Hermann.

SUDAH ADA

Namun, ada yang mengganjal. Empat buku lain yang terkenal justru mengungkap kalau Jemaat Woloan, begitu pun sekolah Genootschap Woloan telah berdiri dan ada di tahun 1840-an.

Buku pertama adalah Reis door den Indischen Archipel, karya Ds.L(eonard) J(ohannes) van Rhijn, Inspektur NZG yang melakukan inspeksi di Minahasa (dan juga di seluruh daerah pelayanan NZG di Indonesia lainnya), yang terbit tahun 1847.


Ds.L.J.van Rhijn.

Di halaman 382 bukunya, Ds.L.J.van Rhijn mengungkap kalau pada pagi hari Sabtu tanggal 10 April 1847 (jadi, lebih 13 tahun sebelum pembaptisan oleh Graafland), dari Tomohon, ia menyempatkan diri berkunjung ke Sekolah dan Jemaat kecil Kristen (kleine Christen-gemeenten) di Woloan dan Tara-Tara (ditulisnya Tarataran).

Tulisannya seperti dibawah ini:


Sehari kemudian, yakni pada hari Minggu tanggal 11 April 1847, di gereja Tomohon, van Rhijn melakukan pembaptisan Kepala Distrik Sarongsong Majooor Waworuntu, yang memakai nama serani Herman Carl Wawo-Roentoe. Herman Carl Wawo-Roentoe, dicatat sebagai tokoh pemerintahan tertinggi di Tomohon sekarang yang pertama bersedia dibaptis Kristen Protestan.

Buku kedua yang makin memperjelas bahwa Jemaat dan Sekolah Genootschap (kini SD GMIM 1) Woloan telah ada sebelumnya, adalah karya Dr.Pieter Bleeker, Reis door de Minahassa en den Molukschen Archipel, eerste deel, yang diterbitkan di Batavia oleh Lange &Co tahun 1856.

Dr.Bleeker saat itu mengikuti rombongan Gubernur Jenderal Hindia-Belanda Mr.A.J.Duymaer van Twist berkunjung di Keresidenan Manado.

Ia mencatat di halaman 119 kondisi Sekolah Genootschap Woloan tahun 1853 dan 1854. Woloan atau menurutnya Doloan berada di Distrik Tombariri.

Tahun 1853 murid sekolahnya sebanyak 95 orang, namun yang muncul (setiap hari) hanya 50 orang.
Lalu di tahun 1854, jumlah murid dicatatnya sebanyak 120 orang, namun yang hadir bersekolah hanya 76 orang.

Sayang, Dr.Bleeker tidak mencatat siapa nama gurunya, atau pun nama Zendeling pengawasnya. Begitu pun, ia tidak mencatat penduduk Woloan (juga umumnya penduduk negeri lain di Distrik Tombariri, baik yang sudah masuk Kristen atau pun masih kafir (heidenan), seperti negeri lainnya di Minahasa. 

Mededeelingen van wege het Nederlandsche Zendelinggenootschap (Tijdschrift voor Zendingwetenschap) terbitan tahun 1857 memberi angka berbeda dari statistik Bleeker. Namun dapat dipastikan lebih akurat karena menjadi jurnal resmi NZG yang menjadi pengelola langsung sekolah-sekolah Genootschap di Minahasa.

Statistik Mededeelingen NZG ini mencatat di tahun 1852 total murid sekolah di Woloan 95 orang, tapi yang selalu hadir 60. Tahun 1853 total 111 yang hadir 80. Tahun 1854 total 120 (hadir 76). Tahun 1855 total 140 (hadir 84),  dan tahun 1856 total 138 (hadir 56).
 
Buku keempat adalah de Moluksche Eilanden, Reis van Z.E.der Gouverneur General Charles Ferdinand Pahud door der Molukschen Archipel, karya Petrus van der Crab, terbitan Batavia Lange&Co tahun 1862.

Van der Crab yang kelak menjadi Residen Manado ini mencatat Inlandsche Christen Genootchaapscholen (sekolah Genootschaap) di Woloan pada ultimo Desember 1860, memiliki sebanyak 136 siswa, dengan murid yang muncul sehari-hari 95 orang (banding catatan bahwa sekolah GMIM Woloan baru didirikan Graafland tahun 1861). 



Jadi, boleh dipastikan Jemaat Protestan Woloan pertama (termasuk sekolahnya) sebenarnya sudah ada sebelum tahun 1860.

Namun, anggota jemaat awal ini bukan dibaptis langsung di Woloan, seperti dilakukan Graafland di tanggal 14 Oktober 1860 tersebut. Tapi besar kemungkinan di Tanawangko tempat kedudukan zendeling pekerja wilayahnya, atau pula dari Tomohon yang berdekatan.

GURU RAMBI

Dari arsip yang ditemukan, kondisi Jemaat dan Sekolah NZG Woloan banyak dicatat di masa kepemimpinan N.Rambi (famnya dicatat sebagai Rambij) yang bertindak sebagai guru sekaligus pemimpin Jemaat Woloan pertama, sebab pendeta berkedudukan di Tanawangko. Guru-guru pengganti berikutnya juga bertindak sebagai pemimpin jemaat Woloan, sampai ditempatkan penolong injil lulusan Sekolah Penolong Injil di Tomohon (kelak STOVIL).

Di buku Mededeelingen van wege het Nederlandsche Zendelinggenootschap terbitan tahun 1867, diperinci pula kondisi Jemaat dan Sekolah di Tombariri, termasuk Woloan yang dipimpin Zendeling Nicolaas Graafland, sementara nama kepala distriknya ditulis J.Pareijra (nama lengkapnya Johannis Marcus Parera). Penduduk Woloan yang kafir (heidenan) masih lebih banyak dari yang telah masuk Kristen.

Statistik Woloan tahun 1866, mencatat sebagai berikut:
  • Pendiri: N.Graafland.
  • Hulp-zendeling: N.Graafland (yang sedang melayani).
  • Nama meester (guru): N.Rambij.
Kondisi Jemaat
Dibaptis (Gedoopten):
  • Pria: 33.
  • Wanita: 40.
  • Anak-anak: 4.
  • Total: 77.
Penduduk
  • Orang Kristen masih hadir (di gereja) 120.
  • Orang kafir (heidenen) 629.
  • Total penduduk 749 (orang).
Kondisi Sekolah
  • Anak laki-laki (jongens) tertulis 59.
  • Anak gadis (meisjes) tertulis 44.
  • Total 103.
  • Anak sekolah yang datang setiap hari 61.
  • (Sekolah atas nama Genootschap).
Kemudian pula, dari Meddedeelingen van wege het Nederlandsch Zendelinggenootschap, vertiende jaargang, terbitan M.Wyt&Zonen, Rotterdam tahun 1870, jumlah murid sekolah Genootschap Woloan dirincikan sebagai berikut:
  • Nama guru (onderwijzers) N.Rambij.
  • Onderwiens leiding (dibawah kepemimpinan): N.Graafland.
  • Jumlah anak laki-laki: 62.
  • Jumlah anak gadis: 41.
  • Total: 103.
  • Murid yang muncul: 40 orang.
Kondisi akhir Desember 1869.
  • Nama guru (onderwijzers) : N.Rambij.
  • Dibawah kepemimpinan: Zendeling-leeraar Nicolaas Graafland.
  • Jumlah anak laki-laki: 56.
  • Jumlah anak gadis: 29.
  • Total: 85.
  • Murid yang muncul: 20.

GURU LAIN

Bulan Desember 1871 kondisi Sekolah Woloan sebagai berikut:
  • Guru: D.Pangemanan (yang pindah dari Kumu-Arakan).
  • Murid:
  •  Laki-laki 61.
  •  Perempuan 32.
  • Total 93.
  • Yang datang (selalu hadir) 31.
Sepanjang tahun 1878 Woloan di bawah Nicolaas Graafland mencatatkan kemajuan dari evangelisasi yang dilakukan, yakni 37 orang dewasa dibaptis bersama 39 anak-anak. Total 76 orang, sementara yang disidi 1.

Bulan Desember 1879 kondisi sekolah
  • Penilik: Nicolaas Graafland.
  • Guru: E.Wagey (Pangemanan pindah di Kinilow).
  • Murid:
  • Laki-laki: 120.
  • Perempuan: 60.
  • Total: 180.
  • Yang hadir: 36. 

Statistik Jemaat tahun 1879 ini.
Zendeling: Jan Louwerier.
Dibaptis:
  • Orang dewasa: 24.
  • Anak-anak: 36.
  • Total: 60.
  • Sidi: tidak ada.
  • Dikawinkan: 4 pasangan. 
 Kondisi sekolah ultimo Desember 1879
  • Penilik: Jan Louwerier.
  • Guru: E.Wagey.
  • Murid:
  • Laki-laki: 98.
  • Perempuan: 38.
  • Total 136.
  • Hadir: 14.

Bulan Desember 1885, kondisi sekolah NZG Woloan
  • Penilik: Jan ten Hove.
  • Guru: J.Wehantouw.
  • Murid:
  • Laki-laki: 57.
  • Perempuan: 21.
  • Total 78.
Bulan Desember 1891 kondisi sekolah
  • Guru: J.Wehantouw.
  • Penilik: Zendeling Leeraar Nicolaas Graafland.
  • Murid:
  • Laki-laki 77.
  • Perempuan 30.
  • Total 107.
Kondisi Jemaat Desember 1891
  • Predikant (Hulpprediker): Eduard W.G.Graafland (anak Nicolaas Graafland).
  • Dibaptis:
  • Orang dewasa 5.
  • Anak-anak 48.
  • Total 53.
Tahun 1898 bulan Desember
Keadaan sekolah:
  • Guru:J.Wehantouw.
  • Penilik:Hulpprediker E.W.G.Graafland.
  • Murid:
  • Laki-laki 83.
  • Perempuan 53.
  • Total 136.
  • Yang hadir 85.
Tahun 1905 kondisi penduduk Woloan sesuai agamanya adalah:
  • Protestan 901 orang.
  • Katolik Roma 483.
  • Kafir (heidenen) 4.
Penolong Injil:S.Lantang. Lantang ikut melayani jemaat Tara-Tara dan Ranotongkor.
Jadi S.Lantang masih lebih dulu bertugas sebagai Inlandsch Leerar dari Z.Sumendap. Ketika itu pelayanan oleh NZG telah digantikan Indische Kerk, dimana zendeling menjadi Predikant atau Hulpprediker, sementara Penolong Injil menjadi Inlandsch Leeraar, yang digaji pemerintah kolonial.
Kondisi Jemaat Kristen 1905:
  • Dibaptis:
  • Orang dewasa 1.
  • Anak-anak 40.
  • Total 41.
  • Sidi: tidak ada.
  • Dikawinkan 6 pasangan.
Pendeta (Predikant atau Hulppredikker) Tanawangko Eduard W.G.Graafland lama melayani di Woloan (1889-1898). Kemudian digantikan C.J.L.Sluyk, hingga 16 Oktober 1903.

Dengan keputusan Gubernemen (pemerintah) Hindia-Belanda tanggal 6 Oktober 1903 nomor 33, Tara-Tara berstatus satu Resort menggabung bekas Resort Tanawangko hingga tahun 1934. Woloan masuk resot baru ini.

Mengisi kekosongan pendeta dan pelayanan, Woloan dan Ressort Tara-Tara dilayani sementara oleh Pendeta Tomohon, Amurang dan Maumbi, sampai tanggal 26 Desember 1904 bertugas pendeta resort baru J.G.de Haan hingga tahun 1911. Ketika pindah ke Ra­­­­­tahan, Ds.M.de Ko­­ning mengganti. Na­mun tidak lama ia pindah di Ma­um­bi kemudian To­mo­hon, sehingga se­­jak ta­­­hun 1911 ber­­tugas Pendeta Johannes Hendrik Duyverman hingga 1919, lalu Pdt H.G.Thiel. 

Pendeta Resort Tomohon Nicolaas Philip Wilken (1843-1878) dan penggantinya Jan Louwerier (1858-1909) ikut melayani di Woloan. Termasuk pengganti Louwerier Ds.Dr.Samuel Schoch (1910-1912). 

Ds.M.de Koning ketika memimpin Resort Tomohon telah melayani Woloan 1920 lalu Pdt.H.Groothuis 1920-1922 dan Pdt.Gustav Ferdinand  Schroder 1924.
 
Terakhir ditunjuk sebagai Pendeta Resort Tara-Tara yang melayani Woloan D.F. Bunte bertugas 1925-1927. Setelah terjadi kekosongan, pelayanan diisi ulang Pendeta Tomohon hingga tahun 1934 ketika Resort Tara-Tara digabung ke Klasis Tomohon.. ***

Woloan, 4 November 2013

Sumber foto: Bode Talumewo dan repro buku dimaksud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.